Pemerintah Dorong Kolaborasi Untuk Tingkatkan Digitalisasi dan Inklusi Keuangan di Wilayah Pedesaan

Jakarta, 25 Juli 2023. Pemanfaatan teknologi digital terus didorong untuk meningkatkan akses terhadap layanan keuangan yang menjangkau masyarakat khususnya mereka yang tinggal di pedesaan dan pelaku UMKM. Kelompok tersebut memiliki peran krusial dalam mendukung pencapaian target inklusi keuangan 90% pada tahun 2024.

Pemerintah telah menerbitkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang menjadi agenda pembangunan global dan berperan penting dalam proses penca-paian SDGs. SNKI bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mempercepat penanggulangan kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan antarindividu & antardae-rah. Intervensi kebijakan ini menyasar kelompok sosial-ekonomi yang secara substansial masih belum terlayani dengan baik oleh layanan keuangan formal atau financially excluded groups.

Dengan dukungan dan kerjasama dari segenap pemangku kepentingan, keuangan inklusif di Indonesia mengalami peningkatan dari 67,8 persen pada saat SNKI diluncurkan pada 2016 menjadi 85,1 persen pada tahun 2022. Peningkatan keuangan inklusif ini juga didorong dari peran keuangan digital yang tumbuh signifikan. Indonesia tengah berada di garis terdepan transisi ekonomi digital saat ini, peranan ekonomi digital semakin signifikan dalam membentuk cara masyarakat mencari pekerjaan, menjual barang dan jasa, serta mencari nafkah.

“Pemerintah Indonesia terus berkomitmen dalam merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan UMKM dan masyarakat di pedesaan serta mendorong digitalisasi dan inklusi keuangan lebih lanjut di wilayah pedesaan Indonesia” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Persedaan Indonesia oleh DFS Lab di Hotel Le Meridien Jakarta, Selasa (25/7).

Studi yang melibatkan multipihak tersebut mengeksplorasi dan mendokumentasikan kondisi ekonomi platform di daerah peri-urban dan perdesaan Indonesia saat ini, dengan fokus khusus pada mata pencaharian yang didukung secara digital dan inklusi keuangan. Selain itu, laporan ini juga menyoroti hubungan antara mata pencaharian melalui platform dan inklusi keuangan, serta peluang dan hambatan yang dihadapi oleh perempuan perdesaan, serta intervensi yang dapat diprioritaskan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam ekosistem platform Indonesia.

“Temuan dari studi ini diharapkan dapat memberikan implikasi yang besar bagi para pengambil kebijakan, penyedia layanan, dan donor yang berupaya meningkatkan inklusi di periferi perdesaan ekosistem platform Indonesia. Penting untuk mengakui potensi transformasi yang dimiliki oleh platform-platform ini dan merancang intervensi yang sesuai untuk memaksimalkan dampak positifnya terhadap mata pencaharian, inklusi keuangan, dan kesetaraan gender di Indonesia,” tutur Indonesia Country Lead the Bill & Melinda Gates Foundation, Brooke Patterson.

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menyampaikan bahwa kerjasama antara sektor publik dan swasta, serta pelibatan masyarakat perdesaan sebagai mitra utama, memainkan peranan kunci untuk menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan sehingga dapat mewujudkan perdesaan Indonesia yang maju, berdaya saing, dan berkeadilan.

Turut hadir dalam acara ini sebagai narasumber dan panelis diantaranya Partner DFS Lab Stephen Deng, Direktur RISE Indonesia Caroline Mangowal, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi KemendesPDTT Harlina Sulistyorini, Kepala Group Pengembangan UMKM dan Keuangan Inklusif Elsya MS Chani, Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi KemenPPA Dewa Ayu Laksmiadi Janapriati, Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha KemenkopUKM Kristina Agustin, EVP PT PNM Razag Manan Ahmad, Head of PR idea Anisa Pratita, dan CFO JIVA Ashish Agarwal.

Comments are closed.