Edukasi keuangan merupakan strategi kebijakan untuk meningkatkan kapabilitas dalam mengelola keuangan yang dimulai dengan peningkatan pemahaman (pengetahuan) dan kesadaran masyarakat mengenai produk dan jasa keuangan. Ruang lingkup edukasi keuangan ini meliputi: a) pengetahuan dan kesadaran tentang ragam produk dan jasa keuangan; b) pengetahuan dan kesadaran tentang risiko terkait dengan produk keuangan; c) perlindungan nasabah; dan d) keterampilan mengelola keuangan.

  • Survey Nasional Literasi Keuangan Indonesia

Survey Nasional Literasi Keuangan Indonesia telah dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013 dan 2016. Survey ini dilakukan kepada 9.680 responden yang tersebar di 34 provinsi, meliputi 64 kabupaten/kota. Hasil survey menunjukkan tingkat literasi keuangan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 21,8%, dan meningkat menjadi 29,7% tahun 2016.

Survey ini memiliki tujuan sebagai bahan masukan OJK dan Industri Jasa keuangan dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan kebijakan literasi dan inklusi keuangan. Selain untuk kebijakan, survey ini juga menjadi alat evaluasi efektivitas program literasi dan inklusi keuangan.

Survey tersebut juga menunjukkan persentase pengetahuan karakteristik produk dan layanan jasa keuangan. Dari segi fitur, manfaat serta denda, survey menunjukkan hasil yang cukup tinggi yakni 84,16%, 86,57% serta 66,04%. Namun dari segi pengetahuan mengenai risiko, cara memperoleh, hak, kewajiban dan biaya masih tergolong rendah yakni dibawah 50%.

Hanya 36,02% masyarakat menyatakan memiliki kemampuan menghitung bunga, angsuran, hasil investasi, biaya penggunaan produk, denda, dan inflasi. Namun fakta mengejutkannya adalah 93,55% responden dapat menjawab soal aritmatika sederhana dengan benar; 30% menyatakan dapat menghitung bunga, namun ternyata 62,61% responden dapat memberikan jawaban tepat mengenai perhitungan bunga; terdapat 10,98% yang menyatakan dapat menghitung nilai mata uang/inflasi, tetapi ternyata yang dapat memberikan jawaban benar terkait konsep inflasi adalah 35,28%; dan hanya 9,67% masyarakat yang mengaku dapat menghitung hasil investasi dan risiko.

Tujuan keuangan masyarakat masih didominasi dengan tujuan jangka pendek untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan mempertahankan hidup. Sementara untuk mencapai tujuan keuangan, upaya utama yang dipilih masyarakat cenderung berupa upaya jangka pendek yang sejalan dengan kecenderungan tujuan  keuangannya.

  • Penyusunan materi edukasi dalam bentuk cetak dan elektronik

Materi edukasi keuangan diterbitkan untuk memberikan informasi dan pengetahuan keuangan, serta produk dan jasa keuangan konvensional dan syariah, yang diterbitkan dalam bentuk cetak maupun elektronik. Materi edukasi keuangan ini diantaranya diterbitkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yaitu buku tentang motivasi ketahanan ekonomi keluarga. OJK juga meluncurkan buku literasi keuangan versi elektronik tingkat SMA dengan judul “Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan.

Selain itu, OJK juga menyelenggarakan Keuangan Syariah Fair 2016 (KSF) di 4 kota di Indonesia antara lain Jakarta (3-6 Maret), Surabaya (12-15 Mei), Tangerang (4-7 Agustus), Aceh (26-30 Agustus). Kegiatan yang dilakukan dalam KSF antara lain, Launching Buku Standar Produk Perbankan Syariah, Launching Working Group SiKOMPAK SYARIAH (Sinergi Komunikasi dan Pemasaran Keuangan Syariah), Pendirian laboratorium Bank Syariah Mini di kampus dan Layanan Terpadu Konsumen Keuangan Syariah.

  • Edukasi Keuangan Inklusif kepada Pemerintah Daerah

Pada Februari 2017, OJK telah menggelar 30 program edukasi keuangan di 24 kota dengan target Istruktur PAP TKI dan CTKI, Agen dan Pendamping Bansos, Masyarakat di pedalaman sungai dan perbatasan wilayah Indonesia, Guru dan Dosen, UMKM, Perempuan, Pemerintah Daerah dan Penyuluh.

  • Pengembangan Sistem Informasi

OJK membuat website, minisite, dan aplikasi smartphone yang bertujuan untuk menunjang edukasi keuangan dan perlindungan konsumen. Pembangunan sistem informasi ini terdiri dari beberapa program, yaitu Program tahun 2016, Pilot project Galeri Investasi Mobile; Program tahun 2015, Peluncuran Sistem Aplikasi Pelaporan Edukasi dan Perlindungan Konsumen (SiPeduli) dan Mobile Application “Yuk Sikap” dan “Sikapi Uangmu”; Program tahun 2014: Integrated Financial Customer Care-iFCC dan Peluncuran dan Penggunaan Sistem Informasi Pelaporan Market Intelligence (http://sipmi.ojk.go.id/); dan, Program tahun 2013, Peluncuran minisite sikapiuangmu.ojk.go.id.

  • Gerakan Nasional Menabung (GNM)

Gerakan Nasional Menabung (GNM) bertujuan untuk meningkatkan budaya menabung agar mampu mengendalikan diri dari sikap konsumtif dan dapat membelanjakan uang secara bijak. Salah satu programnya yaitu Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB) yang diperuntukan bagi siswa PAUD sampai SMA yang bekerjasama dengan sekolah. Terdapat 3.005.992 rekening SimPel dengan total Rp842,77 miliar di 30.967 sekolah dan 276 perbankan (51 BU, sisanya BPR).

  • Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS)

Program ini bertujuan menjadikan keuangan syariah sebagai gaya hidup dan sebagai solusi keuangan cerdas bagi masyarakat. Program yang dilakukan diantaranya oleh AXA Financial Indonesia yaitu Gerakan Ekonomi Syariah (GREs!) yang dilaksanakan untuk mengedukasi masyarakat pada dasar keuangan literasi syariah, marketing syariah, hingga produk asuransinya. Hal ini untuk mendukung keuangan literasi di Indonesia, terutama asuransi syariah. Kemudian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan forum CEO SIKOMPAK (Sinergi Komunikasi, Pemasaran, dan Pengembangan Keuangan) Syariah untuk mendukung pertumbuhan industri jasa keuangan syariah. Forum ini beranggotakan seluruh CEO dari industri jasa keuangan syariah.

  • Gerakan Nasional Cinta (Genta) Pasar Modal

Gerakan Nasional Cinta (Genta) Pasar Modal bertujuan untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait investasi di pasar modal. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Philip Securities Indonesia, dan Universitas Pattimura membuka Galeri Investasi Mobile (GIM) di Universitas Pattimura (UNPATTI), Ambon. Peluncuran GIM dapat lebih mengenalkan berbagai produk investasi di pasar modal kepada masyarakat sehingga mendorong minat masyarakat mengakses produk pasar modal sebagai alternatif instrumen investasi dan pengelolaan keuangan.

  • Yuk Nabung Saham

Yuk Nabung Saham merupakan salah satu kampanye mengajak masyarakat, investor maupun calon investor untuk berinvestasi secara rutin dan berkala di pasar modal Indonesia. Yuk Nabung Saham terus disosialisasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) kepada masyarakat, karena baru 1,25% masyarakat yang aktif menjadi investor. Selain itu, Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal (BPSPM) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2017, di Bali pada tanggal 18-20 Juli 2017. Kegiatan ini telah diselenggarakan sejak tahun 2015-2016 di 12 kota besar di Indonesia, dan merupakan hasil kerjasama antara OJK dengan BEI, Perusahaan Efek, dan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI).

  • Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)

Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) bertujuan untuk mendorong masyarakat menggunakan sistem pembayaran dan instrumen pembayaran nontunai dalam melakukan transaksi pembayaran. Beberapa kegiatannya diantaranya yaitu edukasi mengenai Layanan Keuangan Digital (LKD), Pembayaran Gaji PNS/Prajurit TNI/Polri secara Non Tunai, dan penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP) yang ditargetkan untuk siswa SD, SMP dan SMA. Sebesar 82,91% atau 19.194.509 siswa telah menerima manfaat PIP dan pemerintah telah mendisiribusikan 9 Triliun dana PIP pada tahun 2016.

Comments are closed.